PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA ANAK TK
PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA ANAK TK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pribadi
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Nama : Viky Widya Andriani
Nim : 1123313030
Fakultas : FIP
Prodi : PG PAUD
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
SUMATERA UTARA
T.A. 2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulan terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya.
Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Pada usia ini anak menjadi 'egosentris'. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut dan iri hati sering terjadi, di dalam kelas mereka seringkali memperebutkan perhatian guru. Dengan demikian pasti banyak masalah yang sering dihadapi guru dalam mengajar anak – anak pra sekolah di sekolah/kelas. Dan guru harus menghadapi anak – anak dengan sabar dan memiliki cara sendiri dalam menghadapi tingkah laku anak – anak pra sekolah tersebut.
B. Pembahasan
Oleh karena itu, kami memilih topik ini agar dapat mengetahui masalah yang sering dihadapi dalam mengajar anak pra sekolah. Karena pada masa ini anak sedang dalam tahap perkembangan yang sangat berpengaruh untuk pendidikannya agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA ANAK TK
A. Definisi anak bermasalah
Anak bermasalah usia TK 4-6 tahun yang memiliki perilaku non normatif (perilaku) dilihat dari tingkat perkembangannya, ataumengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri baik pada waktu belajar (konsentrasi) maupun dalam aktivitas bermain di sekolah atau di rumah (sosial).
Untuk mengetahui apakah anak bermasalah atau tidak, pendidik (orang tua, guru, orang dewasa disekitar anak) perlu memahami tahapan perkembangan anak dalam segala aspek. Pemahaman tersebut dapat membantu menganalisis dan mengelompokkan anak pada kategori bermasalah atau tidak.
B. Jenis –Jenis Permasalahan Anak
Setiap anak memiliki permasalahan yang berbeda-bada dan sangat kompleks. Permasalahan tersebut bias mengakibatkan perubahan kepribadian anak yang cenderung menjadi lebih agresif, pendiam/pemurung, periang/suka humor dan lain-lain.
Anak hiperaktif biasanya paling sulit diatur karena cenderung ugal-ugalan. Dia lebih suka aktivitas fisik yang tidak terkontrol. Anak seperti ini biasanya lebih suka mengganggu anak-anak lain yang secara otomatis akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi anak-anak lain.
Anak yang pendiam/pemurung biasanya lebih suka menyendiri dan merasa malas untuk bergabung dengan teman-teman yang lain karena anak tipe ini memang tampak membosankan dan kurang pandai mengambil hati teman-temannya. Apa yang dilakukannya selalu serba salah karena biasanya dia memiliki perasaan takut yang berlebihan terhadap sekelilingnya akibat rasa kurang percaya dirinya.
Anak yang periang/humoris biasanya paling disukai anak-anak lain. Anak seperti ini memiliki banyak teman dan pandai bergaul. Dia cenderung suka berkomunikasi dengan teman-teman yang lain sehingga dapat menimbulkan pengaruh bagi sekitarnya.[1]
C. Batasan-batasan bermasalah
Anak bermasalah di TK dapat dilihat dari :
a) Frekuensi perilaku menyimpang yang tampak, maksudnya seberapa banyak tingkah laku yang menimbulkan masalah muncul, misalnya anak ngambek setiap hari , malah beberapa kali dalam sehari maka hal itu pertanda anak bermasalah.
b) Intensitas perilaku maksudnya tingkat kedalaman perilaku anak yang bermasalah, misalnya, rentang perhatian anak untuk konsentrasi sangat pendek, anak mudah beralih perhatiannya baik dalam belajar atau bermain.
c) Usia anak yaitu tingkah laku anak yang mencolok yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak seusianya.
d) Ukuran norma budaya, maksudnya, anak dikatakan bermasalah sangat bergantung pada ukuran budaya setempat.
e) Apakah anak TK yang terlambat perkembangannya sama artinya dengan anak yang bermasalah? Jawabannya ya dan tidak
Ya, jika anak yang terlambat dalam perkembangan tersebut sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan rumah.
Tidak, jika anak berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya (anak berkembang dengan iramanya masing-masing).
Untuk tahu apakah anak tersebut bermasalah maka pendidik harus memperhatikan kekhasan perilaku anak. Berikut ini pertanyaan yang dapat mengidentifikasi apakah anak tersebut bermasalah atau tidak.
Apakah frekuensi tingkah laku yang menyimpang tersebut terlihat setiap waktu?
Apakah perilaku tersebut mengganggu aktivitas anak baik dalam belajar maupun bermain?
Jika tingkah laku tersebut tidak diatasi dengan segera apakah akan menimbulkan masalah dalam perkembangan anak secara menyeluruh?
f) Jika semua pertanyaan tersebut dijawab ”ya”
maka besar kemungkinan anak tersebut bermasalah.
D. Masalah anak TK
a. Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin topan, dll.
Rasa takut yang berlebihan terlihat dalam gejala-gejala seperti berikut :
· Gejala psikis, seperti ; gangguan makan, tidur, perut, sulit bernafas, dan sakit kepala.
· Gejala emosional, seperti ; rasa takut, sensitif, rendah diri, ketidakberdayaan, bingung, putus asa, marah, sedih, bersalah.
· Gejala tingkah laku seperti : gangguan tidur, mengisolasi diri, prestasi kurang di sekolah, agresi, mudah tersinggung, menghindari pergi keluar, ketergantungan pada suatu benda, dan terus berada di kamar orang tua.
Penyebab anak memiliki rasa takut :
· Intelegensi (anak-anak yang tingkat intelegensi tinggi cenderung punya rasa takut yang sama dengan anak yang berusia lebih tua, demikian pula sebaliknya).
· Jenis kelamin (anak perempuan lebih takut dibanding laki-laki karena lingkungan sosial lebih menerima rasa takut perempuan).
· Keadaan fisik (anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah, lapar atau kurang sehat).
· Urutan kelahiran (anak sulung cenderung lebih takut karena perlindungan yang berlebihan).
· Kepribadian anak (anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih penakut).
· Adanya contoh yang dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau ibu yang takut.
· Trauma yang dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil, angina topan, bencana alam, dll.
· pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti ; paksaan, hukuman, ejekan, ketidakperdulian, dan pelindungan diluar batas.
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik:
· Mendengarkan cerita anak
· Lindungi dan hibur anak
· Ajari kenyataan
· Memberi hadiah
· Memberi contoh teladan (guru sebagai model)
· Coping model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa takut namun ia harus melewati rasa takut itu. Salah satu cara dengan bicara pada diri sendiri).
· Mendongeng
· Melakukan aktivitas penuh tantangan
· Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian
· Menggambar
b. Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.
Gejala anak yang agresif :
· Sering mendorong, memukul, atau berkelahi.
· Menyerang dengan menggunakan kaki, tangan, tubuhnya untuk mengganggu permainan yang dilakukan teman-teman.
· Menyerang dalam bentuk verbal seperti ; mencaci, mengejek, mengolok-olok, berbicara kotor dengan teman.
· Tingkah laku mengganggu muncul karena ingin menunjukkan kekuatan kelompok. Biasanya melanggar aturan atau norma yang berlaku di sekolah seperti; berkelahi, merusak alat permainan milik teman, mengganggu anak lain.
Penyebab anak agresif :
· Pola asuh yang keliru (melakukan kekerasan terhadap anak, otoriter terhadap anak dan terlalu protektif, terlalu memanjakan anak (orang tua selalu mengijinkan atau membenarkan permintaan anak)
· Reaksi emosi terhadap frustasi (banyaknya larangan yang dibuat guru atau orang tua (kecemasan yang berlebihan), sementara anak melakukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhannya).
3 Tingkah laku agresif sebelumnya (tingkah laku agresif yang pernah dilakukan anak mendapat penguatan dari keluarga atau guru).Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
· Bermain peran
· Belajar mengenal perasaan
· Belajar berteman melalui permainan beregu
· Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
· Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
c. Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang, akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
Ciri anak pemalu adalah :
· Kurang berani bicara dengan guru atau orang dewasa
· Tidak mampu menatap mata orang lain ketika berbicara
· Tidak bersedia untuk berdiri di depan kelas
· Enggan bergabung dengan anak-anak lain
· Lebih senang bermain sendiri
· Tidak berani tampil dalam permainan
· Membatasi diri dalam pergaulan
· Anak tidak banyak bicara
· Anak kurang terbuka
Penyebab anak pemalu:
· Keadaan fisik
· Kesulitan dalam bicara
· Kurang terampil berteman
· Harapan orang tua yang terlalu tinggi
· Pola asuh yang mencela
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
· Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangka
· Belajar bergabung melalui permainan
· Mengajar cara mulai berteman
· Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok.[2]
Selain permasalahan di atas yang biasa terjadi juga ada permasalahan yang dimiliki anak antara adalah sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk Permasalahan
a) Sosio-emosional
Permasalahanan ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan jati diri anak. Diantara masalah-masalah yang ada antara lain:
· Sukar berhubungan dengan orang lain.
· Tidak mau ditnggal oleh ibunya atau pengantarnya.
· Mudah menangis.
· Sering membangkang jika keinginannya tidak dituruti.
· Tidak mau bergaul dengan temannya.
b) Motorik
a. Motorik kasar
Permasalahan yang muncul biasanya adalah:
· anak masih labil dalam berjalan, berlari, berjingkat, melempar dan menangkap bola, melompat dengan satu kaki dan dua kaki.
· Belum sempurnanya koordinasi mengontrol otot-otot besar misalnya jika ditugaslan untuk berjalan tanpa menyentuh orang lain.
b. Motorik halus
Permasalahan yang sering dihadapi adalah: kurang ada koordinasi antara panca indera dan otot halus, misalnya:
· sulit menjiplak.
· Sulit membuat bentuk-bentuk llingkaran, segitiga, segi empat.
c) Pengelihatan
a. pengamatan melalui pengelihatan, merupakan keterampilan untuk mampu melihat persamaan dan perbedaan bentu, benda, warna sebagai dasar untuk pengembangan kognitif.Permasalahan tentang hal tersebut antara lain:
· belum dapat mengelompokkan benda berdasarkan warna, ukuran, bentuk.
· Belum dapat mengamati benda-benda secara jelas, misal pada saat mengamati lingkungan anak belum bisa mengamati benda-benda yang ada.
b. ingatan melalui pengelihatan merupakan keterampilan untuk mengingat apa yang sudah dilihatnya.Permasalahan tentang hal tersebut antara lain:
· tidak mampu menyebutkan nama benda tanpa ada bendanya.
· Tidak mampu menguraikan benda-benda yang dilihat dari beberapa aspek, misalnya bentuk, warna, fungsi dan lain-lain.
· Tidak mempu menghasilkan kembali gambar-ganbar yang telah diperlihatkan.
· Tidak mampu mencari bagian-bagian yang hilang dari suatu bentuk gambar dan sebagainya.
· Tidak mampu melengkapi gambar.
· Tidak mampu mengurutkan kembali satu seri gambar yang diacak.
d) Pendengaran
Permasalahan tentang hal tersebut antara lain:
· tidak mampu untuk menirukan berbagai suara tertentu
· tidak mampu menirukan kalimat-kalimat pendek
· tidak mampu mendengarkan persamaan-persamaan dalam kata-kata yang bersajak.
· Tidak mampu memceritakan kembali kejadian.
· Tidak mampu mengulangi urutan cerita.
· Tidak mampu menyanyikan lagu sederhana.
e) Berbahasa
Masalah yang timbuk biasanya adalah:
· Tidak mampu mengutarakan isi hatinya dengan kalimat-kalimatnya.
· Tidak mampu menyebut dan menunjuk bagian-bagian tubuh.
· Pengamatan pendengaran.
· Bicaranya belum jelas.
· Gagap.
f) Kecerdasan
Merupakan keterampilan untuk mampu menghubung-hubungkan pengetahuannya.Masalahnya antara lain:
· tidak ada inisiatif untuk menguraikan ide-ide yang paling sederhana.
· Tidak bisa menangkap, bernalar, berfikir apa yang diterima oleh pengamatan inderanya.
2. Cara mengatasi masalah.
Cara mengatasi masalah masalah yang biasa terjadi antara lain:
1) Sosio-emosional
· Adanya motivasi positif dari guru dan orang tua.
· Berikanlah sedikit pujian agar anak menjadi lebih berani untuk bergaul.
· Ibu dan guru harus bisa menjelaskan kepada anaknya bahwa sekolah harus mandiri.
2) Motorik
· Anak diajari melalui kegiatan yang mengasah koordinasi dari motorik kasar maupun motorik halus. Seperti kegiatan out bond yang melatih kimerja otot motorik kasar. Dan latihan menggambar atau menulis untuk melatih gerak motorik halus.
· Latihan terus-menerus secara berkesinambungan baik untuk mengembangkan motorik kasar ataupun halus.
3) Penglihatan
· Mengajari dan mengarahkan dengan menunjukkan dan menyebutkan berbagai macam bentuk dan warna sehingga anak mengerti dan paham tentang benda-benda yang ada.
· Latihan ketangkasan seperti menyusun puzzle memberi warna pada gambar, menyusun benda bangun ruang (balok, kubus, seditiga dll) untuk membektuk suatu benda atau bangunan.
4) Pendengaran
· Menunjukkan berbagai suara.
· Diajak untuk berbicara dan memberikan kosakata untuk dihafal dan dipahami.
· Mengajari untuk bernyanyi lagu-lagu sederhana.
· Dan yang terutama adalah motivasi.
5) Berbahasa
· Dilatih terus untuk diajak berbicara terus menerus.
· Latihan berbicara di depan umum untuk mengemukakan apa yang ada di pikirannya.
6) Kecerdasan
· Kita ajak siswa-siswi kita untuk belajar tentang hal-hal kecil disekitar kita tetapi tetap sarat akan nilai edukatifnya.
· Kita ajak bermain belajar dengan model sambil belajar.sehingga anak merasa senang ketika belajar.
Yang paling utama dalam menangani permasalahan yang ada adalah kita harus sabar, ulet dan telaten dalam menghadapi permasalahan yang ada. Pemberian motivasi positif terhadap anak didik akan memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan mereka dalam segala aspek.[3]
BAB III
KESIMPULAN
Anak bermasalah usia TK 4-6 tahun yang memiliki perilaku non normatif (perilaku) dilihat dari tingkat perkembangannya, ataumengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri baik pada waktu belajar (konsentrasi) maupun dalam aktivitas bermain di sekolah atau di rumah (sosial).
Permasalahan yang sering di alami oleh guru dalam mendidik adalah permasalahan anak tk yang selalu ada yaitu: Takut, agresif dan pemalu.
Selain di atas juga ada permasalahan langsung yang ada pada anak, yakni:
a. Permasalahan Sosio-emosional
b. Permasalahan Motorik
c. Permasalahan Penglihatan
d. Permasalahan Pendengaran
e. Permasalahan Berbahasa
f. Kecerdasan
Yang paling utama dalam menangani permasalahan yang ada adalah kita harus sabar, ulet dan telaten dalam menghadapi permasalahan yang ada. Pemberian motivasi positif terhadap anak didik
DAFTAR PUSTAKA
Rosmala Dewi Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak. Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikti. Jakarta 2005
Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak kanak. Program PAUD PPS UNJ. Jakarta 2005
http://ra-miftahul-jannah.blogspot.com/2012/01/masalah-pada-anak.html
http://marthachristianti.wordpress.com/2008/03/11/permasalahan-anak-di-taman-kanak-kanak/
http://danang-leo-handoko.blogspot.com/2012/01/pembelajaran-pada-anak-tk.html
[1]http://ra-miftahul-jannah.blogspot.com/2012/01/masalah-pada-anak.html
[2] http://marthachristianti.wordpress.com/2008/03/11/permasalahan-anak-di-taman-kanak-kanak/
[3]http://danang-leo-handoko.blogspot.com/2012/01/pembelajaran-pada-anak-tk.html
Komentar
Posting Komentar